Optimalisasi Sumber Daya Masyarakat, Mahasiswa KKM UIN Malang Dusun Ubalan Melakukan Pembinaan UMKM

Kuliah kerja mahasiswa (KKM) diikuti oleh mahasiswa UIN Malang sejak tanggal 19 Desember 2022 sampai denga tanggal 22 Januari 2023. Dalam agenda tersebut, mahasiswa UIN Malang di tuntut untuk bisa melakukan program yang berhubungan dengan ekonomi kreatif. Kelompok 202 salah satunya, kelompok ini merupakan kelompok yang melaksanakan program KKM di Dusun Ubalan, Desa Maguan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang. Dalam melaksanakan program yang berhubungan dengan ekonomi kreatif, kelompok 202 mulanya melakukan pendataan terhadap pemilik UMKM di Dusun Ubalan. Hasilnya, tim ekonomi kreatif kelompok 202 menganalisis data yang diperoleh dan memilih salah satu UMKM yang dirasa sangat perlu untuk dikembangkan dan potensial.

Kegiatan pengembangan UMKM di lakukan tentunya dengan persetujuan dan hasil kesepakatan antara pihak pemilik UMKM dan tim ekonomi kreatif kelompok 202. Setelah melakukan pendataan, tim ekonomi kreatif kelompok 202 melakukan evaluasi dengan cara mewawancarai pemilik UMKM terkait dengan sejarah dan mekanisme pengolahan hingga pemasaran. Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara tim ekonomi kreatif kelompok 202 menemukan beberapa masalah dan mulai membantu memeberikan solusi atas masalah yang di hadapi oleh pemilik UMKM.

Salah UMKM yang Dusun Ubalan yang terpilih untuk di kembangkan adalah Home Industry Tape Bu Sumi yang telah berdiri selama 2 tahun. Latar belakang Bu Sumi dan suaminya sebelum memulai usaha tapenya adalah sebagai petani singkong yang setiap harinya memanen singkaong di beberapa ladang dan mengantar singong ke beberapa desa di sekitar Desa Maguan. Karena merasa ingin belajar sesuatu yang baru, BU Sumi Bersama suaminya memberanikan diri untuk memulai usaha Tape. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi lapangan yang telah dilakukan, diperoleh bahwasannya UMKM Tape Bu Sumi ini selama ini dipasarkan hingga ranah internasional. Daerah pemasaran produknya meliputi, pasar gunung kawi, menjadi supplier pengusaha di pasuruan, hingga di pasarkan di Hongkong. Namun, pembeli tape di ranah internasional adalah orang Indonesia sendiri, belum merambah masyarakat luar negeri secara menyeluruh.

Selanjutnya, patokan harga yang diberikan Bu Sumi atas produknya sangat murah, dan dengan kemasan yang kurang menarik. Selanjutnya menindak lanjuti wawancara tersebut, Langkah pembinaan yang dilakukan tim ekonomi kreatif adalah dengan Menyusun anggaran produksi hingga pemasaran bagi UMKM Tape Bu Sumi dan memberikan pengarahan terkait dengan strategi pemasaran produk. Dalam hal penyusunan anggaran UMKM, tim ekonomi kreatif menemukan hasil peningkatan harga jual yang setara dengan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Selanjutnya, tim ekonomi kreatif juga memberikan rekomendasi kemasan baru yang lebih aman dan dapat menjaga ketahanan tape. Tim ekonomi kreatif kelompok 202 juga membuatkan desain logo baru yang dirasa lebih menarik dan dapat memberikan cukup informasi bagi pembeli untuk re-order produk tape.